Keterangan Foto : Ilustrasi/Nett
CURHAT KHUSUS DEWASA (CERITA BERSAMBUNG)
Edisi I (pertama)
Ku kisahkan hal ini bukan untuk ditiru, tetapi agar pembaca mengambil sebagian Hikmah dari liku - liku jalan hidupku.
Sebut saja namaku Tessi (samaran), saat ini aku duduk di bangku kuliah disalah satu Universitas yang ada di Riau, sebagai seorang perempuan berumur 20 Tahun aku masih berstatus gadis tetapi jauh dalam lubuk hatiku mengakui status gadisku itu sudah tidak layak ku sandang, pasalnya kegadisanku sudah tidak dapat ku pertahankan.
Postur tubuhku dengan tinggi sekitar 160 cm, kulit sawo matang, berat badan 50 Kg, dengan rambut ikal hitam tebal sebahu dan menurut teman - temanku wajahku baby fase sehingga aku merupakan salah satu idola teman lelaki di ruang kuliah, mungkin julukan itu ada benarnya karena salah seorang Dosen yang sudah beristri kerap kali menggodaku, sebut saja namanya Alex (samaran) seorang pria bertubuh kekar kelahiran Tanah Papua. Entah kenapa setiap godaan dan candaan lelaki yang menaruh hati padaku sama sekali tidak menarik minatku termasuk Alex Dosenku yang bertubuh tinggi dan berotot ateletis, tidak sedikitpun menggetarkan jiwaku sebagai seorang wanita terhadap lawan jenisnya.
Di suatu hari ada saatnya untuk mengejar mata kuliah yang tertinggal Alex (50) menyarankan agar aku diberi mata kuliah tambahan diluar jadwal kuliah, dan Rohim tidak keberatan bila aku datang kerumahnya untuk diberi bimbingan studi, menanggapi hal itu saya juga menyanggupi karena saya juga menyadari ada beberapa mata kuliah yang kurang ku pahami. Alhasil disepakati jadwal setiap Kamis malam sehabis bag'da Isya saya diberi waktu sekitar 1 jam untuk mengulang pelajaran yang tertinggal.
Mulanya Dosenku itu sangat Profesional dalam memberikan pengajaran, hal itu membuat diriku senang dan nyaman. Ditambah lagi sambutan yang ramah dari Istri Dosenku setiap kali saya berkunjung ke rumah mereka selain ramah pasangan Hidup Dosenku itu juga akrab padaku, karena begitu akrabnya saya seperti diperlakukan sebagai Putrinya, apalagi menurut Alex istrinya sudah lama menginginkan anak dari perkawinan mereka namun 15 tahun menikah Alex dan istrinya belum juga dikarunia momongan.
Keadaan itu membuat aku giat untuk menambah ilmu dan tanpa ada perasaan lain selain hubungan antara Dosen dan Mahasiswi, namun sayangnya perasaanku bertolak belakang dengan dirasakan oleh Alex selaku Dosen yang justru menaruh hati sebagai seorang Wanita dan Pria, hal itu pernah diucapkan Pria berkulit hitam manis itu disaat istrinya tidak berada dirumah.
Masih kuingat saat Jum'at Malam, usai memberikan materi kuliah saat hendak pamit pulang aku menyalami tangan Dosenku itu dan entah keberanian dari mana Pria berkumis tipis tersebut langsung mengecup keningku, aku kaget atas respon yang tak biasanya dia lakukan, dan aku berusaha menghindar sembari menghapus bekas kecupanya dikeningku, tetapi justru lelaki bertubuh kekar itu semakin berani malah aku berusaha dipeluknya.
" Maaf sayang memang tak sepantasnya saya melakukan ini, namun aku sudah berusaha menutupi dan membuang perasaan hatiku padamu," katanya sambil mendekatkan wajahnya padaku.
" Apa maksudnya Pak atas semua ini ?," Balasku.
" Aku berharap dan memohon jadilah kekasihku"sebutnya sembari merangkul Pinggulku dengan kedua tangannya.
Saat itu perasaanku bercampur rasa takut, dan kaget aku berusaha untuk menghindar dari dekapanya namun semakin aku menghindar kedua tangan lelaki itu malah mengelus - elus punggungku dengan erat, aku ingin berteriak tetapi aku masih ada rasa segan, saat itu diluar rumah hujan datang mengguyur dengan deras sehingga aku mengurungkan niatku untuk berteriak. Alhasil aku hanya dapat berdiam diri.
Melihat aksi diamku itu kini tangan Dosenku bagian kanan mengelus pipiku, dan sorotan mata tajamnya memandang lurus kearah bola mataku sepertinya aku terpaku tak mampu berbuat apa - apa selain semakin diam dan diam membisu. Melihat hal itu kini Rohim dengan beraninya untuk pertama kali mengecup bibir tipisku, saat itu aku merasakan seperti ada getaran arus listrik di bagian tubuhku, aku terkaget tetapi entah kenapa aku justru tidak berani untuk berontak.
" Maaf Bapak Tessi, hal ini tidak sepantasnya saya lakukan tapi inilah aku sekali lagi jangan ceritakan sikapku ini pada siapapun"katanya .
Pak saya ini mahasiswi dan Bapak Dosenku, nanti jika istri Bapak tau, apa jadinya ?,"kataku mengingatkan.
" Jika kamu bersedia aku mau menjadi Suamimu" kata Dosen itu.
Tetapi Bapak sudah beristri !,"balasku lagi.
"Memang Kamu benar, tetapi saya butuh anak" ucapnya lagi.
Mendengar hal itu, pikiranku berkecamuk sementara hujan diluar rumah sudah mulai berhenti, tetapi aksi romatis lelaki tampan tersebut bukannya ikut berhenti malah semakin berani mulai mengelus - ngelus baju gamis putih yang ku kenakan dan detak jantungnya sedikit memburu, sementara detak jantungkupun mulai berdetak kencang dililit rasa ketakutan.
Pria bertubuh ateletis itu semakin berani dan berani, kali ini dia bukan hanya mengelus - ngelus tubuhku tetapi juga kembali merapatkan kedua tangannya di pinggulku dan semakin memeluk kuat tubuhku, sehingga tubuhku dan tubuhnya menyatu erat tanpa ada pembatas selain pakaian yang kami kenakan.
Tiba - tiba..... (Bersambung)
Posting Komentar