Jembatan Kayu Terpanjang di Kampar, Bersejarah Namun Buat Hati Miris !


 

Kampar Utara, (potretperistiwa.com) - Salah satu jembatan kayu terpanjang di Kabupaten Kampar terletak di Dusun Sawah, Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar -Riau, Jembatan ini di bangun pada tahun 1985 di masa era Bupati Syarifuddin dan pada saat itu pengerjaan pembanguan Jembatan memakan waktu hampir satu tahun, hal itu di karenakan cara pengerjaan di masa itu di lakukan secara manual di tambah keadaan lumpur sungai sangat lah dalam tentu nya memakan waktu yang cukup lama.


Diketahui diameter jembatan kayu ini dengan lebar 2 meter dan panjang mencapai 137 meter. Selaim itu jembatan ini adalah satu satu nya urat nadi masyarakat sekitaran untuk pergi beraktivitas sehari - hari menuju ke hutan, ke sawah serta juga ke Tambak ikan.


Selain terpanjang hal yang menarik terlihat saat kita sampai kepenghujung jembatan, maka kita akan di suguhkan dengan panorama alam yang sangat indah selain persawahan luas terdapat bendungan yang kokoh dan perkasa yang mengaliri irigasi dan mengairi sawah petani serta tambak ikan yang tertata rapi. Hal ini lah menarik para remaja untuk  berswafoto di sekitar persawahan maupun jembatan bila hari petang tiba.


Keterangan Foto : Tumpukan Sampah di Bawah Jembatan Kayu persisnya di Sungai Bakuong Sebutan Warga berlokasi di Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara


Di sisi lain yang membuat pandangan jelek di disepanjang aliran sungai tepat nya di bawah jembatan tersebut terdapat sampah berserakan, ternyata warga kerap menjadikan sungai Bakuong sebutan warga tempatan untuk  pembuangan sampah, sehingga sepanjang aliran sungai menjadi kumuh dan kotor,  tentunya menimbulkan bau yang menyengat.


Seperti yang dikatakan pengendera RS saat melintasi jembatan tersebut, dikatakannya jembatan ini juga jadi sejarah warga Desa Sawah karena merupakan jembatan terpanjang, namun sayangnya warga membuang sampah disepanjang aliran sungai ini,  sudah cukup lama terjadi, dan berbagai jenis limbah rumahan seperti popok bayi, plastik dan lain - lain tentunya menimbulkan bau yang tidak sedap dan saat melintasi jembatan tersebut  merasa terganggu dengan bau tak sedap, bebernya.


Lebih lanjut dikatakan RS, selain bau tak sedap dari sampah tersebut, juga merusak ekosistem sungai.


 " Nanti jika warga tak ada kesadaran dipastikan sungai 'Bakuong' ini akan rusak, ikan - ikan pada mati, untuk itu kita harapkan kesadaran warga agar menjaga ekosistem disekitaran jembatan tersebut " ucap RS.


Kemudian kami juga berharap baik kepada Pemerintah Desa maupun Pemerintah Kabupaten Kampar kedepannya ada solusi, untuk melestarikan jembatan kayu ini, Jika aset ini dilestarikan pasti akan berdampak Positif karena selain akses lewat juga sungai ini merupakan mata pencarian warga.


"  Sungai ini juga salah satu tempat mata pencarian warga mencari ikan, jika pencemaran lingkungan ini terus di biarkan maka populasi ikan akan terancam, selain itu jembatan kayu yang berusia 36 tahun ini terpantau atap sudah banyak yang bolong hanya sesekali saja ada perbaikan, itu pun secara swadaya masyarakat "tuturnya.


Menurut informasi warga  pada tahun 2016 jembatan ini pernah di Landa angin puting beliung sehingga menerbangkan sebahagian atap jembatan, di masa tersebut Pemerintah Desa tanggap dan langsung meninjau ke lokasi jembatan, Supardi (eks Kepala Desa Sawah) keesokan harinya pasca musibah angin puting beliung menyalurkan bantuan 1 kodi atap untuk mengganti atap jembatan yang telah di sapu angin dan di kerjakan secara bergotong - royong oleh masyarakat setempat, sejak kejadian tersebut sampai sekarang tidak ada lagi perbaikan yang signifikan.****(zulhermis).

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama