Semangat Pelajar Muhammadiyah, Semangat Memberi Arti


Kampar, (potretperistiwa.com) - Memberi arti untuk sesama bukan hanya saat seseorang diberi amanah sebagai eksekutif atau legislatif, namun juga bisa dilakukan sedini mungkin. Seperti pelajar Muhammadiyah, baik dari tingkat SD hingga SMA atau Ma juga sudah menunjukkan kontribusi nyata untuk lingkungannya.


Meskipun dengan keterbatasan yang dimiliki para pelajar Muhammadiyah, mereka mampu memberikan yang terbaik untuk saudara, karib kerabat yang membutuhkan. Dalam perjalanan KL Bangkinang Kota, tim dapat membuktikan bahwa perkembangan infaq dari pelajar Muhammadiyah makin hari makin menunjukkan peningkatan. Berawal dari Rp 8.000.000 per bulan, hingga mencapai Rp 50.000.000. Hal ini tentu tak lepas dari dukungan para orang tua/wali siswa-siswi Muhammadiyah Bangkinang.


Di suatu sore, tim berdiskusi di salah satu gerai makanan halaman panti Putra Muhammadiyah, di gerai tersebut seorang siswa SD Muhammadiyah dan orangtuanya lebih dulu menikmati hidangan. Dalam sebuah perbincangan, ibu tersebut menyampaikan betapa semangat sang anak untuk mengisi kaleng LazisMu yang dibagikan tiap pelajar Muhammadiyah.


Sang ibu menceritakan bahwa hampir setiap diberi uang saku sebelum berangkat sekolah, si anak dengan semangat memasukkan seluruh uang jajannya di hari itu untuk infaq melalui kaleng LazisMu miliknya. Ibu tersebut merasa haru melihat semangat dan ketekunan sang anak untuk membantu sesama.


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah ayat 261).


Cerita lain datang dari salah seorang santri MTs Mu’allimin Muhammadiyah Bangkinang. Aisyah kelas 8b yang diasuh oleh wali kelas Neneng Sundari, SH. Meski bergelar SH, Neneng Sundari dinilai cakap membina semangat para santri binaannya untuk senantiasa berinfaq melalui Lazismu KL Bangkinang Kota. Aisyah kecil, lahir dan dibesarkan oleh orangtua yang sederhana, namun memiliki semangat berinfaq yang tinggi. Ayah Aisyah bekerja sebagai tenaga keamanan di salah satu Rumah Sakit swasta di Bangkinang, namun selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan untuk anaknya. Meski terkesan pendiam, ayah Aisyah senantiasa melatih anaknya untuk berinfaq. Hampir setiap bulan pengutipan, Aisyah menyerahkan infaq tak kurang dari Rp 500.000 (Lima ratus ribu rupiah). 


Ada pendapat ulama menyatakan bahwa setiap amal ibadah yang dilakukan anak, maka orang tua juga akan mendapatkan pahalanya. Meski si anak tidak mendoakan mereka (secara lisan). Sebagaimana jika seseorang meninggalkan sedekah jariyah, maka ia akan mendapatkan pahalanya meski orang yang mendapatkan manfaat atau memanfaatkan sedekah itu, tidak mendoakan si pemberi. Keterangan ini termaktub dalam kitab Syarah Ibnu Majah, karya Imam Suyuti dan Ad-Dahlawi.S


Selain 2 kisah menginspirasi tersebut, ada juga  kisah lain yang menimbulkan rasa haru. Pelajar Muhammadiyah juga gemar berinfaq rutin Rp 2.000 (Dua Ribu Rupiah) per Jum’at. Donasi per Jum’at tersebut disalurkan untuk operasional masjid dan lain sebagainya. Satu lagi kisah menyentuh hati adalah gerak cepat pelajar Muhammadiyah untuk menghimpun dana membantu korban terdampak bencana. Seperti membantu muslim palestina korban kebiadaban zionis Israel, korban gempa bumi di Pasaman Barat, korban erupsi gunung sinabung dan merapi serta bencana lain. 


Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR Muslim)


Semoga semangat ini semakin menggebu sehingga masyarakat semakin merasakan manfaat dari gerakan Muhammadiyah dan cita-cita Muhammadiyah dapat segera tercapai.***(Fauzan).

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama