Perkumpulan Seni Reok Gelar Aksi Demo di Kota Duri

Duri, (potretperistiwa.com) - Komunitas tarian reog menghibur masyarakat pada penutupan akhir liburan panjang atau pada akhir pekan libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1443 H ini. Perkumpulan seni reog mengadakan aksi demo tarian seni reog pada Sabtu (07/05/22) malam, dimulai sejak pukul 20 WIB sampai menjelang pagi hari, di Jalan Karang Ayer 1 Duri Kelurahan Air Jamban Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau. 


Masyarakat bekerjasama dengan perkumpulan seni Reog Putro Tunggal Jaler Karang Ayer 1 Duri pimpinan Indro, sengaja mengundang paguyuban seni Reog Singo Mbalelo dari kota pekanbaru, untuk secara bersama-sama mengadakan aksi demo seni tarian reog dalam menghibur warga Kota Duri di malam hari ini. 


Reog adalah tarian massal yang berasal dari Kabupaten Ponorogo. 


Seperti biasanya reog ditarikan dengan tokoh, peran, dan cerita yang berbeda-beda. 


Tarian reog ini biasa diadakan setiap pada acara malam satu Suro, atau malam bulan purnama, ataupun pada hari jadi Ponorogo, juga hari-hari besar nasional, serta dalam upacara penyambutan tamu-tamu agung negara atau kerajaan. 


Sejarah tari Reog 


Dalam buku Babad Ponorogo I-VIII (1984) oleh Purwowijoyo, Ponorogo didirikan tahun 1486 oleh Raden Katong yang masih keturunan Raja Brawijaya V. 


Sebelum diperintah Raden Katong, Ponorogo merupakan kademangan Wengker dengan Raja Klana Sewandana dan patih Klana Wijaya yang sakti.


Cerita Reog Ponorogo ini memiliki beberapa versi cerita, seperti; 


• Syarat melamar putri Kediri 


Kelana Sewandana Raja Bantarangin melamar putri raja Kediri Dewi Sanggalangit. Salah satu syaratnya adalah Kelana harus mengalahkan Singa Barong yang ada di Alas Roban. 


Untuk mengalihkan perhatian Singa Barong, Kelana membanting sumping telinganya dan berubah menjadi dua burung merak yang indah. 


Ketika Singa Barong terpesona dengan Merak, Kelana kemudian mencambukkan Pecut Saman dan berhasil mengalahkan Singa Barong. 


• Ki Ageng Kutu 


Dikisahkan bahwa Ki Ageng Kutu merupakan seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabumi pada abad ke-15. 


Dia melakukan pemberontakan karena murka pada pemerintahan raja yang penuh kezaliman dan terpengaruh kuat dari istri raja majapahit yang berasal dari Cina.  


Kemudian dia meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan bela diri. 


Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan, maka dia membuat pertunjukan seni Reog yang merupakan sindiran kepada Raja Kertabumi dan kerajaannya. 


Sedang Raden Katong juga melestarikan barongan sebagai media dakwah islam.***(Amir).

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama