Sinergi Jejaring Supra Desa dalam Mewujudkan Smart Village di Desa Pupuan


Bali, (potretperistiwa.com) - Dalam rangka mewujudkan program Smart Village dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi, Duta Digital Kabupaten Gianyar melakukan kerja sama pentahelik dalam hal ini fokus pada peningkatan kapasitas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Pengelola Unit Usaha Desa Wisata dan Perangkat Desa Pupuan Kabupaten Gianyar dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan dan pengembangan Desa Wisata Pupuan yang  bekerja sama dengan Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI), Yayasan Desa Wisata Nusantara (Dewisnu), dan Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Provinsi Bali.


Kerjasama ini dilaksanakan sebagai bentuk kolaborasi Duta Digital dengan berbagai stakeholder/jejaring supra Desa untuk mewujudkan Program Smart Village di Desa Pupuan, salah satu lokus Smart Village di Kabupaten Gianayar.  

 

Desa Pupuan adalah salah satu Desa wisata di Kabupaten Gianyar yang memiliki potensi kepariwisataan yang sangat menarik yang memanfaatkan karakteristik dan keunikan desa sebagai daya tarik utama sebagai Desa wisata. Dengan karakteristik pedesaan meliputi terasiring dan hamparan persawahan, adat istiadat, pola permukiman dan bangunan tradisional, hasil kerajinan masyarakat, kondisi alam yang masih alami dengan asset vista yang sangat menarik menjadikan Desa Pupuan menjadi salah satu alternatif destinasi yang mulai banyak dikunjungi wisatawan.


Dalam rangka mengoptimalkan potensi tersebut Duta Digital Kabupaten Gianyar menginisasi Pemerintah Desa Pupuan untuk melakukan pelatihan dalam rangka peningkatkan kapasitas SDM pelaku pariwisata di Desa Pupuan dengan harapan kegiatan ini dapat menjadi generator pengembangan Desa Wisata Pupuan yang bermuara pada terwujudnya Smart Economy yaitu salah satu pilar Smart Village yang manjadi target ketercapaian program Smart Village di Kabupaten Gianyar. 


Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Desa Pupuan pada Hari Sabtu, Tanggal 17 Septeember 2022 dengan menghadirkan narasumber dari berbagai bidang keahlian pariwisata yaitu 1) I Nyoman Buana (Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata di Kabupaten Gianyar) dengan materi yang disampaikan adalah “Penyelenggaraan Kebersihan Lingkungan, Sanitasi dan Pengelolaan Sampah di Destinasi Wisata”; 2) I Nyoman Kandia (Ketua Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Gianyar dan Ketua Desa Wisata Nusantara) dengan materi yang disampaikan adalah “Guiding di Desa Wisata” dan 3) Jro Kadek Suardika (Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Bali, Kemendes, PDTT) dengan materi yang disampaikan adalah “Revitalisasi Pariwisata Berkualitas Melalui Desa Wisata”. Pelatihan ini dihadiri oleh 40 orang peserta yang merupakan bagian dari perangkat desa, BPD, BUPDA, kepala kewilayahan (dusun), pokdarwis, pengelola desa wisata dan dan didampingi oleh Duta Digital Kabupaten Gianyar. 


Nyoman Buana selaku Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata di Kabupaten Gianyar, yang sekaligus juga merupakan mantan manager Monkey Forest Ubud (2014-2019) memaparkan terkait penyelenggaraan komponen 4A yang harus ada di desa wisata, dimana komponen 4A tersebut meliputi Attraction, Amenities, Accesbility, dan Anciliary. Pelatihan ini diawali dengan identifikasi 4A yang ada di Desa Wisata Pupuan yang kemudian nantinya dapat dikemas ke dalam paket wisata.


Paket Wisata yang ada di desa wisata harus meliputi kombinasi antara potensi yang dimiliki desa dan potensi yang dimiliki masyarakat secara pribadi, artinya ada sinergitas antara desa dan masyarakat. Dalam konteks desa wisata, wisatawan tidak ada sekedar lewat di desa namun mau untuk diajak bermalam di desa dan melakukan aktivitas bersama masyarakat di desa. Dalam penyelanggaraan desa wisata, salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah kebersihan lingkungan dan toilet.


Kebersihan menjadi tanggung jawab bersama, salah satunya dengan melaksanakan gotong royong. Kegiatan gotong royong juga mampu untuk memperkuat jalinan kerja. Selain melaksanakan gotong royong, menjaga kebersihan juga dilaksanakan dengan penyediaan tempat sampah yang memadai dan pemisahan sampah antara sampah organik dan anorganik. Selanjutnya membersihkan selokan atau saluran air terutama jika ada daya tarik wisata yang melewati saluran air/irigasi, jangan sampai ada yang membuang limbah ke saluran tersebut.


Kegiatan selanjutnya yakni menghindari adanya penebangan liar dan melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon dengan tujuan mampu meminimalisir longsor maupun banjir. Kegiatan ini dapat diperkuat dengan adanya awig-awig (aturan adat) yang dipatuhi oleh masyarakat desa. terdapat juga beberapa kegiatan lain yang dapat mendukung kebersihan lingkungan yang telah diterapkan di Monkey Forest Ubud yakni mengurangi sampah plastik, memperluas kawasan hutan, adanya rumah kompos atau tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST), adanya kebun permakultur, program adopsi pohon (mendapatkan sertifikat), membangun fasilitas klinik hewan, menjaga sanitasi, aerated waste water treatment system (AWTS), pengecekan peralatan secara rutin dan penyelenggaraan zero plastic waste  policy. 


Selanjutnya pemateri kedua, I Nyoman Kandia membawakan materi terkait “Guiding di Desa Wisata”. Guiding menjadi salah satu hal yang penting dalam penyelenggaraan desa wisata karena guide (pemandu wisata) lokal akan menjelaskan tentang daya tarik wisata yang ada di desa wisata kepada wisatawan berdasarkan 5W + 1H. Dalam pelaksanaan proses guiding pengelola desa wisata harus membuat sebuah buku panduan desa wisata (official handbook Desa Wisata Pupuan) sehingga adanya kesamaan penjelasan terkait daya tarik wisata di desa oleh para pemandu wisata. Seorang pemandu wisata bertugas untuk menjelaskan sejarah atau melakukan story telling sehingga wisatawan memahami daya tarik wisata yang ada desa.


Selain menyediakan pemandu lokal dan pemasaran, desa wisata juga harus memiliki branding yang menarik, salah satu branding yang bisa dipakai untuk Desa Wisata Pupuan yakni “The Beauty of North Ubud”.  Setelah sesi pemaparan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan praktek guiding, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta pelatihan dalam penerimaan wisatawan. Pada kesempatan ini, Mangku Kandia juga menjelaskan bahwa wisatawan yang datang tidak hanya diajak berkeliling namun juga dijelaskan terkait budaya lokal serta diajak belajar mengenai budaya lokal sehingga wisatawan mendapatkan pengetahuan (learning something).


Pemateri ketiga, Jro Kadek Suardika memaparkan materi terkait “Revitalisasi Pariwisata Berkualitas Melalui Desa Wisata”. Dalam penyelenggaraan desa wisata, harus ada orang-orang yang mau menggerakkan masyarakat untuk aktif dan mendorong pembangunan desa secara optimal. Jika sebelumnya masyarakat hanya menjadi objek maka dengan adanya desa wisata, masyarakat diharapkan menjadi subjek pembangunan desa. Namun, membangun desa harus sesuai dengan potensi dan karakter desa sehingga tidak terjadinya duplikasi karakter dari desa lain yang tidak sesuai dengan karakter desa, keunikan desa, ciri khas desa maupun potensi desa. Konsep Tri Hita Karanan harus dapat diimplementasikan di desa wisata karena di dalam desa wisata terdapat sumber daya yang harus dilindungi dan dilestarikan. Selanjutnya konsep 4A harus bersinergi dan sesuai dengan keunikan dari desa. Terdapat konsep 5C yang penting untuk diimplementasikan dalam penyelenggaraan desa wisata antara lain : Concept, Commitment, Collaboration, Consistent, Cash Flow.


Dari pemaparan ketiga pemateri tersebut diharaapkan terjadi transfer of knowledge kepada peserta pelatihan dan peserta pelatihan dapat meningkatkan awareness terhadap potensi dan permasalahan desa wisata sebagai dasar dalam pengembangan Desa Wisata Pupuan ke depan. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah akan dilaksanakan pelatihan lanjutan dengan fokus pada digitalisasi produk desa wisata yang akan dikerjasamakan dengan berbagai stakeholder yang sudah dijajaki seperti Baliola sebagai media untuk marketing produk-produk desa wisata dengan teknologi blokchain. ***


Penulis:  I Nyoman Arto Suprapto (Koordinator Duta Digital Kabupaten Gianyar)

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama