Vihara Avalokitesvera Gunung Kalong Ungaran Sebagai Destinasi Wisata Religi


 

Semarang, (potretperistiwa.com) - Vihara Avalokitesvara Gunung Kalong, berdiri pada tahun 1968 dan didirikan oleh guru Tan Sosok Gie, yang mana pada saat itu hanya memiliki satu bangunan utama dan berfungsi sebagai tempat bertapa.


Setelah sekian lama banyak pengunjung dan umat yang datang ke vihara tersebut maka di bentuklah klenteng. Akan tetapi karena pada saat itu pemerintah melarang berdirinya klenteng maka diambilah keputusan untuk bernaung di bawah yayasan Panti Budha. Sebagaimana kita ketahui bahwa panti Budha itu terdiri dari berbagai macam sekte diantaranya, Tantra dan Maitreya.


Maka vihara yang bernaung di Panti Budha ini menggunakan aliran Mahayana. Dari banyaknya  pengunjung atau umat yang datang, dan mereka menyisihkan dana untuk   untuk pembangunan Vihara atau memperluas bangunan Vihara tersebut.


Adapun perbedaan jelas antara Vihara dan klenteng adalah pada Vihara terdapat patung Budha sedangkan pada Klenteng terdapat patung Dewa- dewa untuk dipuja. Dan Vihara Gunung Kalong ini  tidak hanya dikenal dan dikunjungi oleh umat Budha serta Konghucu saja, melainkan umat beragama lain seperti Islam dan Kristen datang juga dengan beragam tujuan . Ada yang sekedar jalan-jalan untuk mengetahui dari dekat tempat tersebut ada juga yang datang benar-benar untuk berdoa atau sembahyang. Dan yang dipuja di vihara ini adalah Dewi Kwan Im atau Dewi Welas asih.


Tentang perayaan Cis Wak kemaren, Suhu Johan menjelaskan bahwa seperti biasa setiap tanggal 22 Desember selalu diadakan perayaan Cis Wak atau tolak bala atau d Jawa d sebut juga dengan Ruwatan. Dimana bertujuan agar adanya pembersihan diri dan diharapkan pada tahun baru Imlek yang akan datang tidak ada kesialan melainkan keberkahan dalam setiap sisi kehidupan. Suhu Johan  menjelaskan peserta berasal dari seluruh Indonesia termasuk dari luar negeri. Di akhir percakapan Suhu mengatakan bahwa pada dasarnya setiap agama adalah sama mengajarkan cinta kasih pada sesama dan berdoa pada Tuhan.*** (Agatha).

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama