Dumai, (Potretperistiwa.com) - Kegiatan ilegal penampungan minyak mentah buah kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO) yang disebut 'kencing' CPO, semakin tumbuh subur di Kota Dumai Provinsi Riau.
Bisnis ini makin marak seiring bertambahnya jumlah PKS yang setiap hari memproduksi cairan Crude Palm Oil ( CPO ) yang bernilai tinggi. Hal ini turut memantik niat jahat sekelompok orang membuka peluang bisnis ilegal. Berlokasi jalan duri Dumai, Buki Nenas Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai Riau, Rabu (1/3/2023).
Salah satu karyawan, lebih dikenal lagi, tukang jaga mobil tangki Palm Oil CPO Yang mau masuk ke gudang alias ilega itu, berasil di konfirmasi oleh media ini. Yang punya Pak Uta Ayan bang," pungkasnya.
Para penampung Cairan Crude Palm Oil CPO, semakin marak dan tumbuh subur Bak jamur ,"pertumbuhan penampung ilegal ini semakin marak alias menjamur. jelas terlihat, namun, seolah tak terjamah oleh hukum.
Memang dampak penampungan ilegal ini tak terlalu besar pengaruhnya terhadap penurunan kuantitas produksi CPO dalam negeri. Tapi, citra mutu produk CPO asal Indonesia menjadi buruk. Apalagi maraknya jual beli CPO untuk ekspor di pasar gelap.
Digali lebih dalam, Salah satu masyarakat Bukit Kapur Kota Dumai Riau, yang tak mau di sebut namanya didalam media ini memaparkan. Modus penampungan ilegal ini beroperasi dengan kerjasama antara 'kaki tangan' si 'mafia' CPO dengan para supir dan kernet mobil tangki CPO,"Pungkasnya.
Dimulai dari lokasi penampungan. Ada yang berlokasi dipinggir jalan lintas yang disamarkan dengan warung dan dibelakangnya ditutupi tenda agar kolam CPO tak mudah dilihat. Ada juga yang memilih tersembunyi, namun tak jauh dari jalan. Selain membuat bak atau kolam, ada yang memakai drum untuk menampung," pungkasnya lagi.
Selanjutnya mobil tangki CPO diangkut dari PKS yang ada di beberapa wilayah di Riau. Ada yang bertujuan ke Kota Dumai, dan ada juga ke Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara.
Sebutnya lagi, sebuah lokasi penampungan alias kolam baru dibuka, lalu, kaki tangan' alias anggota si 'mafia' mulai beraksi di pinggir jalan. yang biasa disebut tukang jaga mobil tangki CPO Yang mau masuk ke dalam gudang alias ilega itu, mulai beraksi. "Para supir tangki CPO mulai di panggil, dan dibujuk agar 'kencing' disitu," beber nya kepada media ini,
Selain kolam, modus lainnya dengan cara pemindahan langsung dari tangki CPO ke truk berisi drum. Rata-rata tiap drum berkapasitas 100 hingga 160 kilo. Modus ini dipakai agar mudah berpindah tempat kencing ungkapnya.
para mafia ini memanfaatkan celah dari toleransi selisih penyusutan. Dijelaskan, rata-rata volume mobil tangki berkisar antara 25 hingga 35 ton. Namun, tonase setiap mobil tangki ditentukan oleh masing-masing manajemen PKS sesuai tingkat penyusutan akibat penguapan. Toleransi atas selisih penyusutan inilah yang jadi celah atau peluang aksi 'kencing' CPO ini.
aktivitas ini sangat merugikan dan meresahkan.
Salah satu Masyarakat Bukit Kapur berharap kepada Bapak Kapolres Kota Dumai, segera menindak lanjut para cukong-cukong Mapia kencing minyak Crude Palm Oil CPO.***(Rosmawati)
Posting Komentar