Kampar, (potretperistiwa.com) - Penjabat (PJ) Bupati Kampar Muhammad Firdaus.SE.MM mengikuti Rakor Inflasi tahun 2023 yang di pimpin langsung oleh Kementrian Dalam Negri Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs.Muhammad Tito Karnavian, B.A.M.A.Ph.D melalui Zoom Meeting di Ruang Vidcon Lantai II Kantor Bupati Kampar Bangkinang Kota, Senin (20/11).
Turut hadir dalam acara ini diantaranya Kapolres Kampar AKBP Ronald Sumaja.S.I.K, Dandim 0331 di wakili oleh Pasiter Lettu inf Dedi, Sekretaris Daerah Hambali.SE.MH, Asisten II Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhermi.ST, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Drs.Muhammad.M.Si, Kepala Inspektorat Febrinaldi Tridarmawan.S.Stp.M.Si, Kepala Dinas Pertanian Nur ilahi Ali.SP.M.Ma, Kepala Dinas Lingkungan Hidup di wakili oleh Sekretaris Ahmad Fais, Kepala Dinas Perhubungan diwakili oleh Kepala Bidang Angkutan Agusmanto, Kepala Dinas Sosial di wakili oleh M. Rosydi, Plt Kepala Bagian Ekonomi Purwoko,Kepala BPS Ir. Budianti, Pimpinan Bulog Dido Peto, Ketua Kadin Irwan Saputra dan seluruh yang mewakili.
Dalam penjelasannya Penjabat (PJ) Bupati Kampar Muhammad Firdaus.SE.MM mengatakan hari ini kita baru saja melaksanakan Rakor Inflasi tahun 2023, untuk kabupaten Kampar saya sudah berkoordinasi kepada instansi terkait bahan-bahan pokok diantaranya beras, cabai merah, cabai rawit, dan gula pasir dan bahan pokok lainnya masih di angga stabil.
Selanjutnya, Kementrian Dalam Negri Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs.Muhammad Tito Karnavian, B.A.M.A.Ph.D mejelaskan bahwa harga beras masih mengalami penurunan, sementara harga cabai merah, cabai rawit, dan gula pasir masih mengalami kenaikan.
Dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, diharapkan pemerintah Daerah terus memacu kinerjanya dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, termasuk pengendalian inflasi.
Tito Karnavian mengingatkan, sesuai perintah dari Presiden Republik Indonesia agar pusat dan Daerah untuk tetap menjaga inflasi, sehingga inflasi berada di angka yang baik, menjaga inflasi artinya tidak hanya menjamin ketersediaan barang dan jasa, utamanya bahan pangan. Tetapi juga menjamin harga-harganya tetap terjangkau oleh masyarakat.
Ditambahkannya, dukungan regulasi penurunan emisi gas dan rumah kaca perubahan iklim menjadi ancaman besar bagi kehidupan dan pembangunan global, dimana salah satu pemicunya adalah emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Dampak yang paling dirasakan manusia saat ini yaitu udara bumi yang menjadi lebih tidak nyaman dari sebelumnya.
Mengenai masalah-masalah krusial yang sedang dihadapi saat ini, pemerintah terus berupaya menurunkan emisi GRK melalui beberapa langkah strategis, diantaranya; melakukan pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi, konservasi energi, serta penerapan teknologi energi bersih.
Secara umum transisi energi dimaknai sebagai jalan menuju transformasi sektor energi global dari berbasis fosil menjadi nol-karbon pada paruh kedua abad ini.
Di Indonesia sendiri, sektor energi merupakan kontributor emisi terbesar kedua setelah sektor lahan dan hutan, dan diproyeksikan akan menjadi kontributor utama apabila laju pertumbuhan emisinya tidak diintervensi.***(Adv).
Posting Komentar