Kisah Buruh Bangunan di Riau, Nyicil Rp55 ribu Ikut Berkurban


Pekanbaru, (potretperistiwa.com) - Rasa haru dan bahagia terpancar dari wajah seorang pria paruh baya begitu menuntaskan cicilan biaya kurban sapi Iduladha. Niat tulusnya untuk berkurban dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya tercapai.


Pria itu bernama Wahidun (51) seorang buruh bangunan yang tinggal di Jalan Cipta Karya, Kelurahan Sialangmunggu,Komplek Trans Jasa Industri, Kota Pekanbaru. Ini merupakan pertama kalinya dia berkurban.


Meski tidak memiliki penghasilan tetap, namun tekad Wahidun untuk ikut menjadi salah satu peserta kurban tetap bulat. Sebagai buruh bangunan bapak dari 7 anak itu harus menabung setiap gajian untuk bisa ikut berkurban.


Wahidun harus menyisihkan gaji yang dia terima setiap akhir pekan. Bahkan, uang gaji yang diterima terkadang tak sampai ke rumah. Di langsung setor angsuran ke kas pemuda setempat Rp 55 ribu agar bisa ikut berkurban tahun ini.


"Kalau saya gajian itu setiap Sabtu sore, pulang langsung setor Rp 55 ribu ke panitia kurban. Ya diangsur-angsurlah," ucap Wahidun di Masjid Al-Hijrah, komplek perumahannya, Minggu (16/6).


Niat Wahidun ikut sebagai peserta kurban sudah muncul sejak tahun lalu. Saat itu, Wahidun mendapat kabar ada 'Kurban Pemuda' dengan pola menabung selama 1 tahun.


"Jadi awalnya saya dapat kabar tahun lalu ada namanya 'Kurban Pemuda'. Setiap minggu menabung untuk kurban Rp 55 ribu, dikumpulkan lah selama 1 tahun," ucap Wahidun.


Hati dan pikiran Wahidun langsung berdetak mendengar kabar itu. Dia tertarik dan membayangkan akan menjadi peserta kurban.


Tak ayal, Wahidun langsung mencari kelompok pemuda tersebut untuk mendaftar sebagai peserta kurban. Seperti pada umumnya, satu ekor sapi atau kerbau ada 7 peserta, salah satunya Wahidun.


Wahidun menilai pola tersebut dinilai sangat membantu baginya. Sebab, para peserta dapat menabung untuk bisa ikut kurban saat hari raya Idul Adha.


"Saya yakin dan percaya dengan niat yang baik, Insya Allah dipermudahkan oleh Allah Swt. Kalau diniatkan bisa, nabung setiap minggu, tidak terasa," kata Wahidun dengan mata berkaca-kaca.


Dengan pola menabung itu, tercatat pada tahun ini ada 4 ekor sapi, 1 ekor kerbau dan 1 ekor kambing kurban di Masjid Al-Hijrah. Jumlah ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya ada 3 atau 4 ekor sapi.


"Berkat kekompakan pemuda yang ada di Trans Jasa Industri, kami di permudahkan. Jadi untuk dana kurban tidak berat dan mudah mau dapat 6 ekor," katanya.


Sementara itu, Ketua Panitia Kurban, Raja Adil Siregar mengatakan di Masjid Al-Hijrah tahun ini ada 4 ekor sapi, 1 ekor kerbau dan 1 ekor kambing. Itu artinya total ada 36 peserta kurban.


"Tahun ini ada 36 peserta kurban. Memang kita ada pakai pola menabung, jadi inisiatif ini juga muncul dari anak-anak muda tahun lalu, bagaimana untuk bisa ikut berkurban," kata Raja.


Inisiatif itu kemudian berjalan selama 1 tahun. Peserta kurban mulai mendaftar dan menabung Rp 55 ribu setiap minggu.


"Pola ini kenapa nabung Rp 55 ribu, karena banyak warga juga buruh bangunan gajian setiap minggu. Ada juga wiraswasta sampai pedagang, maka pola ini dinilai ringan bagi yang ingin ikut kurban khususnya pemuda," kata Raja.***

Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama