Kampar, (potretperistiwa.com) - Walau sudah dilarang oleh Pemerintah melalui PP no 17 Tahun 2010 bahwa Pendidik atau tenaga Pendidik dilarang untuk menjual buku pelajaran. Juga Kemendikbud menyatakan penyediaan buku sudah disiapkan dengan mekanisme pendanaan dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Namun, dugaan praktik penjualan buku pendamping maupun Lembar Kerja Siswa (LKS) disinyalir masih terjadi di Sekolah Dasar Negeri 021 Tarai Bangun, yang berlokasi di Desa Tarai bangun, Kab. Kampar Provinsi Riau.
Bahkan lebih ironisnya, SD Negeri 021 Tara Bangun diduga juga menjual belikan buku Kurikulum merdeka (Simaster) kepada siswa siswinya.
Informasi yang diterima awak media dari beberapa sumber dan wali murid mengatakan bahwa adanya Dugaan penjualan Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Buku Kurikulum merdeka yang dilakukan oleh pihak SDN 021 Tarai Bangun, sembari melihatkan bentuk buku LKS dan buku Kurikulum merdeka untuk tingkat kelas 5.
Dari keterangan yang di himpun media langsung di lingkungan SDN 021 Tarai bangun, beberapa wali murid rahasiakan identitasnya menjelaskan, membenarkan bahwa mereka harus membeli buku LKS dan Buku Kurikulum Merdeka. Serta membeberkan harga pembeliannya, namun harganya berbeda beda setiap tingkat kelasnya.
Wali murid kelas 1, mereka membayar 145 Ribu rupiah untuk mendapatkan 4 buku LKS dan 1 buku Kurikulum merdeka berbeda Untuk murid kelas 3, wali murid harus membayar 165 Ribu untuk jumlah buku yang sama.
“langsung ke guru pak, harganya 145 Ribu bayarnya, buku lks dapat 4 kurikulum merdeka dapat 1”.Beber wali murid kelas 1 dengan serentak
“anak saya kelas 3 harganya 165 ribu, buku LKS nya ada kurikulum merdeka juga ada, langsung ke guru wali kelas pak” Ungkap wali murid lain
Sementara, Kepala Sekolah SD Negeri 021 Tarai Bangun, Aspinawati Harahap saat dikonfirmasi melalui Chatting Whattsappnya Senin (07/10/24), tidak merespon hal yang dikonfirmasikan media.
Media mencoba menemui Kepsek di Sekolahnya Selasa (08/10/24), namun kepsek tidak berada di tempat sebut beberapa guru.
Hingga berita ini tayang, awak media masih mencoba menghubungi Aspinawati melalui telepon selulernya 0812-7631-8xxx, Rabu (09/10/24) berulang kali. Aspinawati tetap tidak merespon alias bungkam.
Kuat diduga ada kerjasama Kepsek dengan penerbit atau pihak ketika untuk melakukan bisnis Buku LKS serta menjual buku Kurikulum merdeka yang mana semestinya sudah disediakan menggunakan Mekanisme BOS.**
Sumber : Melayu Post
Posting Komentar