Semangat tak tergoyahkan : perjuangan Masyarakat Adat Tanjung Kemala Menuntut Keadilan Atas Tanah Leluhur


Pesawaran, (Potretperistiwa.com) -Semangat perjuangan masyarakat adat Buay Nyurang Marga Way Semah kembali membara. Ribuan masyarakat adat, ahli waris, aktivis, LSM, wartawan, dan kaum perempuan berkumpul di Posko Bela Negara Tanah Tanjung Kemala, Desa Tamansari, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Agenda ini digelar untuk menyuarakan aspirasi kepada Presiden RI Prabowo Subianto, meminta penyelesaian persoalan tanah adat yang selama ini dirampas oleh PTPN VII Unit Usaha Way Berulu tanpa alas hak dan Hak Guna Usaha (HGU). Minggu 22/12/2024


Acara ini diawali dengan pembacaan puisi monolog diahadapan Foto Presiden RI Jendral TNI (Purn) H. Prabowo Subianto, yang berjudul "Jeritan Hati Rakyat yang Dizolimi" karya Madin Asyaif, yang dibawakan oleh kaum perempuan Srikandi Tanjung Kemala. Puisi yang menyentuh hati ini menjadi simbol kerinduan masyarakat atas pengembalian tanah leluhur mereka yang telah lama dirampas.


Pada kesempatan tersebut, Punyimbang Adat Pitu Ngetiyuh Marga Way Semah yang dipimpin oleh M. Yusuf Indra (Gelar Paksi Pimpinan) membacakan deklarasi yang berisi lima poin penting, di antaranya:


1. Mendesak Polda Lampung untuk memproses laporan masyarakat terkait dugaan pemalsuan HGU oleh PTPN VII.

2. Meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera menyelesaikan persoalan tanah adat meraka demi keadilan masyarakat adat.

3. Menuntut pengembalian tanah ulayat adat Buay Nyurang kepada masyarakat adat dan ahli waris yang berhak.

4. Menegaskan bahwa tanah ulayat adalah warisan yang harus dilestarikan dan tidak boleh dirampas oleh pihak yang tidak berhak.

5. Berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak hingga keadilan terwujud.


Saprudin Tanjung, Ketua Aliansi Masyarakat Menggugat, mengajak masyarakat untuk memperkuat perjuangan pasca sempat menurun karena menghormati agenda Nasional Pilkada serentak. Ia menegaskan pentingnya langkah strategis ke depan, termasuk memproses sporadik dan mengajukan sertifikat ke BPN Kabupaten Pesawaran.


Kepala Desa Tamansari, Fabiyan Jaya, turut memberikan apresiasi atas solidaritas masyarakat. Ia berkomitmen untuk terus mendampingi perjuangan ini demi memastikan hak masyarakat adat dipenuhi.


Ketua Forum Komunikasi Wartawan Kabupaten Pesawaran (FKWKP), Feri Darmawan, juga mengimbau kepada rekan jurnalis untuk terus menyuarakan perjuangan ini melalui berbagai platform media. Ia berharap laporan masyarakat terkait dugaan pemalsuan HGU dan pengelolaan lahan melebihi hak segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.


Hidup Masyarakat Adat, Hidup Petani!


Acara yang berlangsung dengan kondusif ini menjadi momentum untuk menegaskan tekad dan solidaritas masyarakat adat Tanjung Kemala. Dengan semangat dan persatuan, perjuangan mereka untuk keadilan terus berlanjut. Deklarasi yang disampaikan menjadi simbol perlawanan atas segala bentuk ketidakadilan yang selama ini mereka rasakan.


Reforma agraria sejati menjadi harapan yang terus disuarakan. Semua pihak berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata demi mengembalikan tanah adat kepada pemiliknya yang sah.*** (lilis) 



Print Friendly and PDF

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama